Di pinggir sungai, Bagong duduk termenung. Memikirkan hal berikut.
"Kita semua tahu. Dunia saat ini diliputi oleh peristiwa-peristiwa yang menyedihkan dan menyayat hati. Kekerasan terjadi di mana-mana. Perampokan dan pencurian tidak terhitung. Terorisme merenggut jiwa ribuan orang. Ada kabut hitam di balik awan putih yang kita lihat di angkasa. Ada kesedihan dan rasa putus asa di balik kemajuan peradaban umat manusia."
"Satu hal yang masih membuat dunia ini indah dan layak huni adalah pengalaman cinta yang dialami oleh setiap manusia. Bagi saya, hal itulah alasan mengapa menghilangkan kehidupan tidak pernah merupakan solusi dari semua kekacauan yang ada."
"Pengalaman cinta bukanlah sesuatu yang besar, melainkan sesuatu yang sederhana. Dia tidak terwujud sebagai sesuatu yang populer, tetapi sesuatu yang pribadi. Eksistensial, berkaitan dengan identitas diri manusia sebagai makhluk hidup yang utuh. Pengalaman ini dialami oleh setiap manusia lepas dari pakaian-pakaian yang ia kenakan. Pengalaman ini dikenang manusia seumur hidupnya, sebab seluruh hidup terlibat ketika cinta menghampirinya. Persis di situlah terletak perbedaan pengalaman tersebut dengan peristiwa biasa: keterlibatan seluruh hidup manusia."
"Kita tidak mampu mengingat apa yang kita makan hari ini setahun yang lalu. Sebaliknya, kita mampu secara jelas mengingat bagaimana jejak petualangan kita mencintai seseorang. Sebab ketika makan, yang kita libatkan hanyalah organ konsumsi dan pencernaan, sementara dalam pengalaman cinta, pikiran, perasaan, dan seluruh emosi kita terlibat."
"Dan ini kisahku."
"Awalnya, saya mengira sayalah yang mencari cinta. Mungkin ketika itu, saya terpengaruh dengan salah satu lagu grup band DEWA yang berjudul, "Arjuna mencari cinta". Saat itu, bagi saya pengalaman cinta adalah perjalanan mencari dan menemukan cinta dalam titik-titik tertentu hidup ini. Saya mencintai perempuan yang satu belasan tahun, dan mulai mencintai perempuan yang lain dengan seluruh keistimewaan dan kekurangan yang ia miliki. Saya merasa menjadi Arjuna yang tiada henti berkeliling Astina untuk menemukan cinta, dan lebih dari itu, memahami bagaimana cinta itu berarti bagi hidupnya."
"Namun, semakin hari saya semakin sadar. Saya hanyalah Bagong yang ditakdirkan menjadi hamba. Konon, seorang hamba tidak pernah melebihi tuannya. Bagong tidak pernah menjadi tuan atas cinta yang ia cari. Justru cintalah tuan yang mengarahkan kesadarannya selama ini. Entahlah siapa sebenarnya Arjuna. Akan tetapi, bagi Bagong, Arjuna yang mencari cinta bukanlah pribadi yang sedang berusaha menemukan cinta sejati. Arjuna mencari cinta adalah cinta yang mencari jalan pembebasan bagi manusia. Dan itu Bagong sadari setelah melihat perempuan-perempuan yang dicintainya berbahagia. Kesadaran Bagong diputar 180 derajat. Bukan Bagong yang mencari cinta, melainkan cintalah yang mencari jalan pembebasan bagi Bagong. Bertahun-tahun ia merasa memegang kendali atas cinta yang ia temukan pada diri perempuan-perempuan idamannya. Rupanya perasaannya sama sekali keliru. Cintalah yang membimbing Bagong untuk bisa memahami apa yang ia alami.
Oleh karena itu, Bagong kemudian menulis puisi di atas daun.
Cinta
Bagong pernah merasa menjadi Arjuna yang mencarimu
Di setiap jalan, di deras senyum, di sungai perempuanku
Namun, di samar air kali ini
Bagong tahu siapa dirinya
Laki-laki bergincu lebar yang gempar
yang merasa mencari dan mendapatkanmu
yang ternyata engkau cari dan engkau rindu
Sekarang Bagong mengerti
Cinta selalu menemukan jalannya
Berbahagialah kita yang senantiasa tekun untuk menelusurinya
Bagong tersenyum. Daun itu kemudian Bagong hanyutkan ke sungai. Biar air membawa ke mana ia ingin membawanya, pikirnya.
08 May 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment