21 May 2013

Thiago Messi

Bagaimana rasanya menjadi anak pemain sepakbola terbaik dunia dalam empat tahun terakhir (2009, 2010, 2011, 2012)? Tanyakan pada Thiago Messi. Hanya, tundalah pertanyaan itu beberapa tahun lagi, sebab saat ini Thiago masih merupakan seorang bayi. Ia tidak mengerti prestasi apa yang ditorehkan oleh ayahnya selama ini. Ia tidak peduli rekor apa saja yang telah ditulis ulang oleh ayahnya. Yang ia tahu, ayahnya adalah sepasang tangan yang selalu ada untuk menggendongnya. Yang ia mengerti, ayahnya adalah sepasang mata yang menatapnya tiada henti. Bagi Thiago, Messi sama sekali bukan pusat perhatian dan buah bibir dunia, melainkan seorang ayah dan suami dari Antonella Roccuzzo, ibunya.

Jadi, simpan saja pertanyaan itu. Sebab, kita semua tidak pernah akan tahu bagaimana reaksi Thiago ketika menyadari ayahnya adalah pesepakbola yang paling fenomenal di muka bumi ini. Biarlah waktu yang menyembunyikan pertanyaan-pertanyaan itu. Biarlah juga waktu yang menyingkapkannya pada anak itu.

Lebih bijaksana bagi kita untuk menikmati setiap saat hari ini, ketika Thiago berada di pelukan salah seorang pemain sepakbola terbesar dalam sejarah. Hic et Nunc, carpe diem!

“Hari ini saya menjadi pria paling bahagia di dunia. Anakku sudah lahir dan aku berterima kasih kepada Tuhan atas pemberian ini. Terima kasih kepada keluargaku untuk dukungannya. Peluk untuk semuanya," kata Messi setelah Thiago lahir.

Thiago sesaat setelah lahir

Sesaat setelah lahir pada tanggal 2 November 2012, Thiago langsung menjadi seorang Cules. Lihat saja gambarnya di atas. Ia juga langsung dikaitkan dengan tim nasional sepakbola Argentina, sebab ayahnya saat ini menjadi kapten tim Argentina. Selain itu, berdasarkan kesepakatan dengan Jorge Messi, ayah Lionel Messi, dalam usia tiga hari Thiago juga sudah didaftarkan menjadi anggota pendukung tim Newell's Old Boys, klub masa kecil Messi di Argentina sebelum hijrah ke Barcelona.  

Thiago dalam kostum Barcelona

Thiago dalam kostum tim nasional Argentina

Messi sangat mencintai anak pertamanya ini. Banyak hal menjadi tanda betapa Thiago memiliki tempat yang sangat istimewa di hati Messi. Ia membuat tato bergambar tangan anak kecil dengan tulisan "Thiago" di kaki kirinya. Ia mengabadikan Thiago dalam salah satu sepatu miliknya. Beberapa saat setelah Thiago lahir, Messi juga terlihat kerap mendedikasikan golnya untuk sang buah hati.

Messi tampak tenang ketika kakinya dirajah

"Thiago" di kaki Messi

"Thiago"

"Thiago"

Selebrasi atas gol ke gawang Celtic

Messi mendedikasikan golnya untuk Thiago

Kita semua tahu bahwa Messi merupakan orang yang sederhana. Ia tidak senang pergi ke klub malam meskipun kekayaan membuatnya mampu membeli beberapa bar sekaligus. Ia juga sangat rendah hati. Ketika tahun lalu ia memecahkan rekor 85 gol Mueller tahun 1972 dengan mencetak 91 gol dalam satu tahun kalender, Messi hanya berkomentar, "Saya sudah mengatakannya berulang kali. Selalu menyenangkan mencetak rekor, tetapi yang paling penting adalah kemenangan tim dan bahwa dengan menjaga perbedaan poin, tim tetap berada di puncak klasemen. Tujuan saya adalah memenangkan gelar bersama tim, baik itu gelar liga, piala Raja, maupun Liga Champions. Itu semua lebih penting daripada rekor-rekor pribadi saya." Messi yang bersahaja tersebut kini semakin berbahagia dengan kehadiran Thiago. Ia terlihat semakin menikmati kebersamaan dengan Antonella Roccuzzo, pacarnya.

Messi, Thiago, dan Antonella

Messi dan Antonella berjalan-jalan bersama Thiago

Belum lama ini, Barcelona merayakan keberhasilannya merebut gelar juara liga dari Real Madrid. Keberhasilan ini dirayakan di Camp Nou, stadion kebanggaan mereka. 

Selain peristiwa penyerahan trofi dari Puyol, kapten tim, kepada Tito Vilanova dan Eric Abidal, kehadiran keluarga para pemain juga menjadi perhatian tersendiri. Yang paling menyita perhatian tentu kehadiran Thiago. Diserahkan oleh Antonella, Thiago kemudian masuk ke dalam lapangan pesta dalam pelukan Messi. Menarik bahwa dalam usia enam bulan, Thiago telah menjelma menjadi bayi yang sangat lucu. Garis-garis wajah Messi terlihat pada wajah Thiago. Satu-satunya yang tidak "sinkron" dengan Messi hanyalah bentuk pipinya. Pipi Thiago sangat menggemaskan. Saking menggemaskannya, ketika Messi yang menggendong Thiago bergabung ke tengah lapangan, para pemain lain tidak kuasa untuk tidak menggoda Thiago.

Messi berulang kali mencium pipi anaknya

Xavi, Sergio, Jordi Alba, semua gemas. Tello?

Indeed, Tello.

Lihat wajah Thiago! LOL!

Cute Thiago

"Takut melihat trofi Liga, Thiago?"

Sesaat sebelum perayaan kembang api

Thiago di bahu ayahnya

Well, sepertinya baru kemarin kita melihat Messi menjadi pemain debutan Barcelona. Belum lama rasanya kita lihat Messi mencetak gol spektakuler ke gawang Getafe, ketika ia menggiring bola dari tengah lapangan, melewati semua pemain lawan termasuk penjaga gawangnya, dan mencetak gol. Tetapi, fakta berkata lain. Messi telah melalui masa-masa itu dengan berbagai macam gelar dan rekor di tangannya. Siapa tidak bergidik melihat prestasi Messi selama ini? Dalam usia 25 tahun, ia telah menyabet penghargaan pesepakbola terbaik di dunia empat kali. Tidak tanggung-tanggung, keempat gelar itu diraihnya in a row. Saat ini, ia juga masih dalam proses menjadi pencetak gol terbanyak Barcelona sepanjang masa. Therefore, guys, do not think Messi is the next Maradona anymore. Let us say Maradona is the previous Messi.

Messi berpose dengan koleksi Golden Ball-nya

Koleksi Golden Ball Messi dipamerkan di Camp Nou

Legendaris, karena Messi memang sebuah legenda. Dan kita semakin takjub, mengingat segalanya diraih dalam usia begitu muda. Masih banyak gelar yang bisa Messi raih di tahun-tahun mendatang. Masih banyak penghargaan yang dapat ia terima. Saat ini pemain fenomenal itu telah menjadi pria yang semakin dewasa. Ia telah memiliki Thiago, yang memberinya kebahagiaan terbesarnya. "Hari ini aku menjadi orang yang paling berbahagia di dunia. Putraku telah lahir," komentar Messi sesaat setelah Thiago lahir. Congratulation, the playstation player! (referring to Arsene Wenger's comment about Messi)

Messi and Thiago



20 May 2013

Bintang Kecil di Langit yang Biru


Peristiwa ini terjadi ketika saya menggunakan angkutan umum, sebuah mobil Carry tua berwarna merah, yang membawa saya ke Jatibarang, kota kecil di sebelah selatan Brebes.

Setelah mobil berjalan, dari jauh terlihat calon penumpang. Tampak seorang ibu muda dan anak kecil memberi kode pada sopir bahwa mereka ingin ikut. Setelah naik, mereka segera mengatur tempat duduk. Sekarang anak ibu muda itu berada persis di hadapanku.

Tiba-tiba, anak kecil itu menunjukkan pada ibunya sticker bintang yang banyak tertempel di kaca belakang mobil. "Mah, ada bintang." Ibunya tersenyum dan mengangguk.

Anak kecil itu pun mulai bernyanyi, memecah keheningan kami para penumpang yang hanya mendengarkan suara mesin. 

Bintang kecil, di langit yang biru
Amat banyak, menghias angkasa

Anak kecil itu berhenti bernyanyi, kemudian bertanya pada sang ibu. "Mah, langit birunya mana?"

Sang Ibu tersenyum lagi. Lalu, jarinya menunjuk ke luar kaca. "Nah, itu langit biru."

Putrinya diam saja, kemudian kembali bernyanyi.

Pelukismu agung, siapa gerangan
Pelangi-pelangi, ciptaan Tuhan

Melihat peristiwa tersebut dari awal, spontan saya tidak bisa menyembunyikan senyum dari mata sang Ibu. Anaknya sekaligus memberikan dua pelajaran berharga bagi saya.

Pertama, di balik hal-hal yang mustahil bagi kita, selalu ada ruang untuk Allah mewujudkannya. Lagu Bintang Kecil sudah saya kenal sejak saya kecil. Entah berapa kali lagu itu saya nyanyikan dalam hidup. Tetapi tahukah Anda? Baru ketika saya mendengarkan senandung anak kecil tadi, saya merasakan kebenaran lagu itu.  Persis ketika anak kecil itu menanyakan kepada ibunya, "Mah, langit birunya mana?" dan ibunya menjawab, "Nah, itu langit biru," saat itu pula saya merasa sungguh-sungguh melihat bintang di langit biru. Lagu ini tidak pernah mengkhianati dan membohongi anak-anak, kesimpulanku.

Saya dibuat sadar. Selama ini, saya menyanyikan lagu tersebut dengan paradigma bahwa bintang hanya dapat terlihat di malam hari. Bintang kecil di langit yang biru itu omong kosong. Namun, siang ini saya melihat bintang kecil di langit yang biru dengan mata kepala saya sendiri. Meskipun bintang yang kulihat hanya sticker, ya, sticker, tetapi aku sudah terlanjur terpesona. Bagaimana mungkin aku menyanggah anak kecil yang menganggap sticker tersebut memang bintang? Akan sangat jahat kalau saya sampai hati melakukannya. Siang ini saya belajar. Bintang kecil di langit yang biru tidak pernah merupakan suatu omong kosong. Selalu ada ruang bagi Allah untuk mewujudkannya, dan itu hanya terjadi jika kita bersedia untuk menjadi seperti anak kecil. 

Then Jesus called a little child to Him, set him in the midst of them, and said, "Assuredly, I say to you, unless you are converted and become as little children, you will by no means enter the kingdom of heaven. (Mat 18, 2-3)



Kedua, selalu ada toleransi untuk kelemahan-kelemahan kita. Peristiwa anak kecil yang melanjutkan lagu Bintang Kecil dengan lagu Pelangi merupakan suatu kesalahan yang fatal. Akan tetapi, tidak seorang pun orang dewasa di angkutan umum tersebut mempersalahkannya. Kami semua justru bahagia bersama anak kecil tersebut. Perempuan di sebelahku bahkan bertanya pada ibunya, "Umur pira, yu? Pinter ya." 

Kita bukan manusia kalau sempurna. Ketidaksempurnaan bersifat kodrati, melekat dengan jati diri kita sebagai manusia. Berbahagialah kita yang mampu berdamai dengan ketidaksempurnaan itu, sebab kita tahu, tidak semua manusia menerima kenyataan bahwa Allah toleran terhadap kerapuhan manusia. Hanya mereka yang bijaksana memahaminya seraya dengan rendah hati mempersembahkan diri di hadapan Allah dan sesama apa adanya. Sebab jika Allah tidak toleran kepada manusia yang rapuh dan lemah, Ia tidak akan mengutus Yesus datang ke dunia untuk menebus kerapuhan dan kelemahan kita. Sebab justru karena Allah toleran dengan semua kekurangan-kekurangan kita, Ia rela mengosongkan diri-Nya, kenosis, dan memberikan yang terbaik untuk kita, sahabat-sahabat-Nya.

There is no greater love than this, that a man should lay down his life for his friends. (John 18, 3)


Ketika angkutan tersebut sampai di Jatibarang, aku usap-usap rambut anak kecil itu. Lalu turun.



08 May 2013

Kisah Cinta Bagong

Di pinggir sungai, Bagong duduk termenung. Memikirkan hal berikut.

"Kita semua tahu. Dunia saat ini diliputi oleh peristiwa-peristiwa yang menyedihkan dan menyayat hati. Kekerasan terjadi di mana-mana. Perampokan dan pencurian tidak terhitung. Terorisme merenggut jiwa ribuan orang. Ada kabut hitam di balik awan putih yang kita lihat di angkasa. Ada kesedihan dan rasa putus asa di balik kemajuan peradaban umat manusia."

"Satu hal yang masih membuat dunia ini indah dan layak huni adalah pengalaman cinta yang dialami oleh setiap manusia. Bagi saya, hal itulah alasan mengapa menghilangkan kehidupan tidak pernah merupakan solusi dari semua kekacauan yang ada."

"Pengalaman cinta bukanlah sesuatu yang besar, melainkan sesuatu yang sederhana. Dia tidak terwujud sebagai sesuatu yang populer, tetapi sesuatu yang pribadi. Eksistensial, berkaitan dengan identitas diri manusia sebagai makhluk hidup yang utuh. Pengalaman ini dialami oleh setiap manusia lepas dari pakaian-pakaian yang ia kenakan. Pengalaman ini dikenang manusia seumur hidupnya, sebab seluruh hidup terlibat  ketika cinta menghampirinya. Persis di situlah terletak perbedaan pengalaman tersebut dengan peristiwa biasa: keterlibatan seluruh hidup manusia."

"Kita tidak mampu mengingat apa yang kita makan hari ini setahun yang lalu. Sebaliknya, kita mampu secara jelas mengingat bagaimana jejak petualangan kita mencintai seseorang. Sebab ketika makan, yang kita libatkan hanyalah organ konsumsi dan pencernaan, sementara dalam pengalaman cinta, pikiran, perasaan, dan seluruh emosi kita terlibat."

"Dan ini kisahku."

"Awalnya, saya mengira sayalah yang mencari cinta. Mungkin ketika itu, saya terpengaruh dengan salah satu lagu grup band DEWA yang berjudul, "Arjuna mencari cinta". Saat itu, bagi saya pengalaman cinta adalah perjalanan mencari dan menemukan cinta dalam titik-titik tertentu hidup ini. Saya mencintai perempuan yang satu belasan tahun, dan mulai mencintai perempuan yang lain dengan seluruh keistimewaan dan kekurangan yang ia miliki. Saya merasa menjadi Arjuna yang tiada henti berkeliling Astina untuk menemukan cinta, dan lebih dari itu, memahami bagaimana cinta itu berarti bagi hidupnya."

"Namun, semakin hari saya semakin sadar. Saya hanyalah Bagong yang ditakdirkan menjadi hamba. Konon, seorang hamba tidak pernah melebihi tuannya. Bagong tidak pernah menjadi tuan atas cinta yang ia cari. Justru cintalah tuan yang mengarahkan kesadarannya selama ini. Entahlah siapa sebenarnya Arjuna. Akan tetapi, bagi Bagong, Arjuna yang mencari cinta bukanlah pribadi yang sedang berusaha menemukan cinta sejati. Arjuna mencari cinta adalah cinta yang mencari jalan pembebasan bagi manusia. Dan itu Bagong sadari setelah melihat perempuan-perempuan yang dicintainya berbahagia. Kesadaran Bagong diputar 180 derajat. Bukan Bagong yang mencari cinta, melainkan cintalah yang mencari jalan pembebasan bagi Bagong. Bertahun-tahun ia merasa memegang kendali atas cinta yang ia temukan pada diri perempuan-perempuan idamannya. Rupanya perasaannya sama sekali keliru. Cintalah yang membimbing Bagong untuk bisa memahami apa yang ia alami.

Oleh karena itu, Bagong kemudian menulis puisi di atas daun.

Cinta
Bagong pernah merasa menjadi Arjuna yang mencarimu
Di setiap jalan, di deras senyum, di sungai perempuanku

Namun, di samar air kali ini
Bagong tahu siapa dirinya
Laki-laki bergincu lebar yang gempar

yang merasa mencari dan mendapatkanmu
yang ternyata engkau cari dan engkau rindu

Sekarang Bagong mengerti

Cinta selalu menemukan jalannya
Berbahagialah kita yang senantiasa tekun untuk menelusurinya

Bagong tersenyum. Daun itu kemudian Bagong hanyutkan ke sungai. Biar air membawa ke mana ia ingin membawanya, pikirnya.