Simaklah kisah ini.
Upacara Minum Teh
Di Jepang, saya ikut serta dalam suatu upacara minum teh. Kami masuk ke sebuah ruangan kecil, teh disajikan, itu saja sebenarnya, tetapi segala sesuatunya dilakukan dengan begitu banyak ritual dan tata cara, sehingga sebuah kegiatan sehari-hari yang sangat biasa, diubah menjadi momen-momen persekutuan dengan alam semesta.
Ahli upacara minum teh, Okakura Kakuzo, menjelaskan sebagai berikut:
"Upacara ini bertujuan untuk menghormati hal-hal yang indah dan sederhana. Kita mengerahkan segala daya dan upaya untuk meraih kesempurnaan, melalui tindakan-tindakan tak sempurna kita dalam kehidupan sehari-hari. Keindahan itu ada pada rasa hormat dalam melaksanakan upacara tersebut. Kalau secangkir teh yang sederhana bisa lebih mendekatkan kita pada Tuhan, maka hendaknya kita senantiasa awas terhadap belasan kesempatan lain yang ditawarkan kepada kita oleh setiap hari yang biasa-biasa saja."
[Paulo Coelho, Seperti Sungai yang Mengalir, 212]
Betapa banyak hal-hal luar biasa dalam hidup kita menjadi sesuatu yang biasa hanya karena kita kurang awas. Jika saja kita menambah rasa hormat kepada hal-hal itu, betapa keindahan sebenarnya telah memeluk seluruh hidup kita.
Itulah resepnya: menambah rasa hormat kepada hal-hal biasa dalam hidup kita. Misalnya, sahabat. Kita bisa mencoba untuk menambah rasa hormat pada sahabat-sahabat kita. Salah satu cara yang saya tempuh adalah hal berikut. Kalau kita memerhatikan lebih seksama, setiap sahabat yang kita miliki sebenarnya memberikan kepada kita bagian-bagian untuk abadi dalam hidup kita.
Dan beberapa hal dari dirimu abadi dalam hidupku: kelasmu, kepandaianmu, kulit putihmu, senyummu.
Tidak ada perasaan istimewa yang ingin kuungkapkan. Kalau kau jeli melihatnya, kau akan melihat bahwa aku sedang berbicara soal hidup, yang hari ini kau rayakan. Selamat ulang tahun ya.
No comments:
Post a Comment