17 September 2013

Sarjana


Setelah bertahun-tahun kuliah
Akhirnya ia lulus dan diwisuda jadi gembala
Hadiah kelulusannya adalah seratus ekor domba

Ia buka lagi buku-bukunya semasa kuliah dulu
Dan menemukan tips menggembalakan domba
tanpa domba itu merasa digembalakan
1.    Panggil mereka dengan namanya
2.    Tuntun mereka ke rumput yang hijau (artinya rumput
tetangga; bukankah rumput tetangga selalu hijau?)
3.    Bawa pulang ke kandang dengan tenang
4.    Sering-seringlah mengucapkan kata maaf, terima kasih dan
silakan

Ia kerjakan semua sesuai petunjuk yang ada
Dan kecewa sebab seekor demi seekor
dombanya hilang entah kemana
Seperti harapan, cita-cita dan cinta
Selalu hilang tepat saat kita merasa menggenggamnya

Tapi ia tetap setia berangkat menggembala
Dengan domba-domba yang masih tersisa
Sampai suatu senja ia tinggal sendirian saja
Di sebuah padang yang kering dan gersang

Lihat, tuan gembala sedang hilang
mari ramai-ramai kita temukan
Ia seperti mendengar domba-dombanya sedang tertawa
Sedang darah mereka memerah di ufuk senja

Puisi ini dibuat oleh seorang sahabat bernama Catur Wibawa. 
Puisi-puisinya dalam Sayang Kau Tak Suka Kupu-Kupu sangat mendalam dan indah. 
Jika fenomena terbitnya "buku refleksi dalam misa perdana" masih berlanjut, puisi ini akan menjadi salah satu bagian buku saya.